-->

√ Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Biografi dan Penghargaan


Masyarakat Indonesia kembali kehilangan seorang putra terbaiknya yang pada hari Rabu, Tanggal 11 September 2020 pukul 18.05 WIB, Presiden Republik Indonesia yang ke-3 yang bernama lengkapnya : Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie telah meninggal dalam usia 83 tahun.

Sebelumnya beliau di rawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Menurut Dokter Tim ahli yang menangani, bahwa Bapak Habibie meninggal dikarenakan mengalami gagal jantung.

Untuk mengenal lebih dekat tentang siapa sebenarnya Bapak Habibie itu, berikut ini adalah uraian singkat mengenai kronologis kehidupan beliau.

Biografi lengkap B.J. Habibie

  • Tempat Tanggal Lahir : 25 Juni 1936 Afdeling Parepare, Celebes, Hindia Belanda, Sulawesi Selatan
  • Meninggal : 11 September 2020 pada usia 83 tahun di RSPAD Gatot Subroto Jakarta
  • Kebangsaan : Indonesia dan Jerman (Kehormatan)
  • Partai Politik : Golongan Karya (Golkar)
  • Istri : Hasri Ainun Besari
  • Anak : Ilham Akbar, Thareq Kemal
  • Ayah : Alwi Abdul Jalil Habibie 
  • Ibu : Tuti Marini Puspowardjojo
  • Pendidikan : Universitas Indonesia Bandung sekarang (ITB), Rheinisch Westfalische Technisce Hochschule Aachen (Jerman)
  • Pekerjaan : Insyinyur

Latar belakang keluarga

Ayahnya bekerja sebagai ahli pertanian dari etnis Gorontalo. Sedangkan Ibunya merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Jogjakarta, ayah ibunya Puspowardjojo merupakan seorang pemilik sebuah sekolah.

Marga Habibie tercatat sebagai secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah di kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Kakek B.J. Habibie merupakan seorang pemuka agama, anggota majlis peradilan agama serta pemangku adat Gorontalo.

Keluarga Habibie dikenal sebagai peternak sapi, kuda dan memiliki perkebunan kopi dalam jumlah yang banyak dan luas.

Kisah asmara dan pernikahan

Kisah cinta antara Habibie dan Ainun bermula sejak duduk di bangku sekolah menengaah pertama, namun keduanya hanya sebatas saling memperhatikan. Kisah perkenalan dengan Hasri Ainun Besari berlanjut pada saat sekolah tingkat SMA Kristen di dago Bandung.

Kontak komunikasi terputus ketika Habibie memutuskan untuk kuliah ke luar negeri, sementara Hasri Ainun Besari kuliah di Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Namun akhirnya, B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah digelar secara adat dan budaya jawa. Sedangkan resepsi pernikahan di gelar di Hotel Preanger dengan adat dan budaya Gorontalo.

Setelah menikah, Hasri Ainun Besari lebih memilih sebagai ibu rumah tangga bekerja dibelakang sang suami ketimbang bekerja sesuai dengan keahliannya sebagai seorang dokter perawat yang bekerja di rumah sakit di Hamburg Jerman.

Latar belakang pendidikan

B.J. Habibie pernah sekolah di SMA Kristen di Dago Bandung, kemudian ia melanjutkan dengan kuliah di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung sekarang ITB, pada tahun 1954.

Kemudian pada tahun 1955 sampai tahun 1965 Habibie melanjutkan belajarnya ke tekhnik penerbangan, spesialisasi kontruksi penerbangan di RWTH Aachen Jerman Barat.

Beliau memperoleh gelar Diploma Ingeniur pada tahun 1960, dan mendapatkan gelar Doktor Ingenieur pada tahun 1965 dengan nilai predikat Summa Cum Laude.

Riwayat pekerjaan

  • Direktur utama PT PINDAD (Perindustrian Angkatan Darat)
  • Ketua BPPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
  • Ketua BPIS (Badan Pembina Industri Strategis)
  • Ketua Dewan Riset Nasional Th. 1999
  • Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
  • Anggota Dewan Komisaris Pertamina
  • Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Konstruksi Ringan Rheinsich Westfaelische Technische Hochshule, Aachen, Jerman Barat 1960-1965
  • Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisa Stuktur, Hamburg, Jerman Barat Th. 1966-1969
  • Kepala Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Komersil, Pesawat Militer Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB) GMBH. Hamburg Jerman Th. 1974-1978
  • Penasihat Direktur Utama Pertamina Th. 1974-1978
  • Direktur Utama PT. IPTN Bandung Th. 1976
  • Direktur PT. PAL Surabaya Th. 1978
  • Profesor kehormatan Guru besar dalam bidang konstruksi Pesawat terbang ITB, Bandung Th. 1977

Riwayat karier

  • Sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan ke-3 Th. 1978-1983
  • Sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan ke-4 Th. 1983-1988
  • Sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinaet Pembangunan ke-5 Th. 1988-1993
  • Sebagai Menteri negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan ke-6 Th. 1993-1998
  • Sebagai Wakil Presiden RI Th. 1998
  • Sebagai Presiden RI Th. 1998-1999

Penghargaan

  • Anggota Kehormatan Persatuan Insyinyur Malaysia - IEM
  • Anggota Kehormatan Japanesse Academy of Engineering
  • Anggota Kehormatan The Fellowship of Engineering of United Kingdom, London
  • Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering, AS
  • Anggota Kehormatan Academie Nationale de I'air d'Iespace, Prancis
  • Anggota Kehormatan The Royal Aeronoutical Society, Inggris
  • Anggota Kehormatan The Royal Swedish Academy of Engineering Science, Swedia
  • Anggota Kehormatan Gesshelschafet Fuer Luft Und Raum Farht (Lembaga penerbangan dan Ruang Angkasa Jerman)
  • Anggota Kehormatan American Institut of Aeronoutics and Astronoutics, AS
  • Anggota Kehormatan masyarakat Aeronoutika Kerajaan Inggris Th. 1983
  • Anggota Kehormatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Jerman Th. 1983
  • Anggota Kehormatan Akademi Aeronoutika Perancis Th. 1985

Karya

  • Pesawat N-250 Gatot Kaca 

B.J. Habibie dalam kenangan

Yang tidak kalah pentingnya dari Bapak Habibie adalah beliau pernah menjabat sebagi ketua ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) yang pertama, beliau terpilih sebagai ketua secara aklamasi yang terjadi pada tahun 7 Desember 1977.

Kepribadian dan nama beliau yang familiar, membuat namanya tersimpan di hampir segenap masyarakat Indonesia, terlebih lagi beliau merupakan baru satu-satunya orang Indonesia yang mampu menciptakan pesawat terbang, bila menyebut pesawat terbang pasti akan teringat Pa Habibie.

Sebagai catatan yang sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, ketika beliau di angkat menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-3, pada saat itu bangsa Indonesia dalam keadaan terpuruk dalam segi ekonomi, terutama anjloknya nilai rupiah terhadap Dolar Amerika.

Pada waktu itu nilai rupiah berkisar antara Rp. 17.000 per $ dolar. Namun dengan kecerdasan Bapak Habibie, ia mampu menurunkan nilai rupiah terhadap dolar menjadi Rp.  6.500 per $ dolar meskipun beliau menjabat sebagai Presiden itu hanya seandar 17 bulan.

Sungguh prestasi yang luar biasa bagi pembangunan bangsa Indonesia yang jarang dapat dilakukan oleh para pemimpin bangsa di dunia khususnya Indonesia, yang dapat dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat itu.

Dalam masa pemerintahannya pula terbukanya kran demokrasi, yang ditandai dengan dibukanya pintu kebebasan berupa kebebasan Pers dan hak untuk berpolitik. Atas dasar itulah beliau disebut sebagai Bapak Demokrasi Indonesia.

Berbagai sumber
Advertisement
√ Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Biografi dan Penghargaan