-->

√ Sejarah Masjid Al Aqsha dan nilai penting bagi umat Islam


Secara harfiah Masjid Al Aqsha dapat di artikan sebagai masjid terjauh, sementara dua nama lainnya disebut Baitul Maqdis (Bait Suci) dan Al Haram Asy Syarif yang berarti tanah suci yang mulia. Merupakan sebuah kompleks yang luasnya 144.000 meter persegi yang ada di kota Yerussalem.

Area lokasi ini merupakan tempat yang disucikan oleh 3 (tiga) agama yaitu : Islam, Yahudi dan Kristen. Orang-orang sering keliru dengan Jami Al Aqsha (masjid al Qibli), padahal Jami Al Aqsha adalah masjid yang berkubah biru yang menjadi bagian dari komplek masjid Al Aqsha sebelah selatan.

Masjid Al Aqsha merupakan nama dari kompleks tersebut, yang didalamnya terdiri dari Jami Al Aqsha dan (bangunan berkubah biru) dan juga kubah Shakhrah yaitu bangunan yang berkubah emas dan ada juga pelbagai tempat situs-situ lainnya.

Sejarah dan nilai penting Masjid Al Aqsha bagi umat Islam :

Masjid Al Aqsha merupakan tempat suci ketiga bagi umat muslim selanjutnya Masjid Al Haram yang berada di Mekkah, dan masjid Nabawi yang berada di Madinah. Dalam sudut pandang kepercayaan umat Islam bahwa Masjid Al Aqsha adalah tempat ibadah yang tertua di dunia selanjutnya Masjid Al Haram.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar Al Ghifari dari Imam Muslim :

Saya bertanya kepada Rasulullah saw, mengenai masjid yang mula-mula dibangun di atas bumi ini.
Rasulullah saw menjawab : Masjid Al Haram
Saya bertanya : Kemudian masjid mana?
Rasulullah saw menjawab : Masjid Al Aqsha
Saya bertanya : Berapa jarak waktu antara keduanya?
Rasulullah saw menjawab : Empat puluh tahun, kemudian seluruh bumi Allah adalah tempat sujud bagimu, maka dimanapun anda mendapati waktu shalat, maka shalatlah.

Setelah Yerussalem di rebut kembali oleh umat Islam pada tahun 638, keadaan Masjid Al Aqsha dalam keadaan berupa puing-puing dan dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Umar bin Khattab yang saat itu menjadi khalifah memerintahkan supaya melakukan pembersihan.

Kemudian Umar bin Khattab juga memberikan akses jalan bagi umat Yahudi ke kompleks Masjid Al Aqsha. Lalu Umar bin Khattab menjadikan kompleks Masjid Al Aqsha menjadi pusat wilayah muslim di Yerussalem karena umat kristen sudah meninggalkan daerah tersebut.

Selanjutnya masa (Dinasti Umayyah) pemerintah muslim mendirikan beberapa bangunan untuk menghindari daripada mengganggu umat Kristen yang ada di wilayah Yerussalem, bangunan tersebut berada di atas puing-puing bangunan masjid Al Aqsha yang lama. 

Bangunan yang dibangun di antaranya Masjid Jami Al Aqsha yang ada di bagian selatan kawasan kompleks, lalu batu pondasi yang ada di tengah-tengah kompleks ditutup dengan bangunan Kubah Shakhrah yang di artikan sebagai kubah Batu.

Dalam sebuah keterangan lain, dari Maemunah binti Sa'ad dalam hadits tentang keutamaan berziarah ke Masjid Al Aqsha menyebutkan, bahwa : 

Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis. Nabi saw bersabda : Tempat di kumpulkannya dan di sebarkannya manusia. Maka datangilah ia dan shalat di dalamnya, karena shalat didalamnya seperti shalat 1000 rakaat di selainnya. 
Maemunah berkata lagi : Bagaimana jika aku tidak dapat, maka berikanlah minyak untuk penerangannya, barang siapa memberikannya maka seolah ia mendatanginya.

Para Nabi yang memiliki keterkaitan dan juga sebagai tokoh-tokoh penting dengan Masjid Al Aqsha, di antaranya :

⇒ Nabi Ibrahim alaihissalam
⇒ Nabi Dawud alaihissalam
⇒ Nabi Sulaiman alaihissalam
⇒ Nabi Zakariya alaihissalam
⇒ Nabi Yahya alaihisslama
⇒ Siti Maryam (ibunda Nabi Isa)
⇒ Nabi Isa alaihissalam

Bagi umat Islam Masjid al Aqsha sangat memiliki nilai sejarah apalagi bagi umat Islam, yang mana dari masjid inilah Nabi Muhammad saw di angkat ke langit pada saat terjadinya peristiwa Isra Mi'raj. Dengan terjadinya peristiwa ini sebagai awal turunnya perintah dari Allah swt kepada seluruh umat Islam agar menjalankan ibadah shalat lima waktu setiap harinya.

Peristiwa ini terdapat dalam Al Quran, berbunyi :

Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya. Agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi maha Mengetahui. Qs. Al Israa ayat 1

Masjid Al Aqsha merupakan sebagai kiblat pertama bagi umat Islam dan selanjutnya tujuh belas bulan selanjutnya proses hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tahun 624 masehi. Kemudian di alihkan ke Ka'bah Masjidil Haram.

Perpindahan arah Kiblat menurut Allamah Thabathabai, Allah telah menyiapkan umat Islam untuk perpindahan arah kiblat tersebut. Pertama tama dengan mengungkapkan kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail (putranya), doa doa mereka untuk Kabah dan kota Mekkah.

Serta perintah untuk dibersihkannya untuk tempat beribadah kepada Allah, kemudian diturunkanlah ayat Al Quran yang memerintahkan agar umat Islam untuk menghadap ke arah Masjidil Al Haram dalam ibadah shalat mereka (umat Islam).

Penjelasan mengenai adanya perintah perpindahan arah kiblat dari Allah kepada nabi Muhammad saw dan bagi umat Islam terdapat dalam Al Quran surat Al Baqarah yang dimulai dari ayat 142-152

Salah satu bunyi ayat tentang adanya perintah perpindahan arah kiblat dari Masjid Al Aqsha ke Masjid Al Haram, berbunyi :

Sungguh Kami sering melihat muanda menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan anda ke kiblat yang anda sukai. Palingkanlah muanda ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja anda berada, palingkanlah muanda ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. Qs. Al Baqarah ayat 144.

Bagi umat yahudi Menurut kepercayaan Yahudi bahwa masjid Al Aqsha adalah dipercaya menjadi tempat berdirinya Bait Suci pada masa lalu. Menurut sumbernya (Yahudi) Bait Suci pertama di bangun pada masa Nabi Sulaiman, pada tahun 957 sebelum masehi lalu dihancurkan oleh Babilonia tahun 586 sebelum masehi.

Bait Suci kedua dibangun pada tahun 516 sebelum masehi, lalu dihancurkan kembali oleh kekaisaran Romawi tahun 70 masehi. Umat Yahudi dan Kristen juga percaya bahwa ketika Nabi Ibrahim ketika hendak menyembelih Nabi Ismail (putranya) juga dilakukan ditempat ini.

Saat terjadi perang salib dan dimenangkan oleh umat Kristen pada tahun 1099, maka pengelolaan Masjid Al Aqsha terlepas dari tangan kaum muslimin. Bangunan Jami Al Aqsha di ubah menjadi bangunan Istana dan diberi nama Templum Solomonis (kuil sulaiman).

Lalu kubah Shakhrah di rubah menjadi bangunan Gereja dan diberi nama Templum Domini (kuil tuhan). Masjid Al Aqsha merupakan menjadi lambang yang sangat penting di Yerussalem, dan gambar kubah batu tercetak dalam koin yang dikeluarkan oleh kerajaan Kristen Yerussalem.

Kemudian pada masa Shalahuddin Al Ayyubi (Dinasti Ayyubiah) berkuasa dan memimpin kekhalifahan Islam, dikembalikan lagi fungsinya seperti sediakala selanjutnya ia dan pasukannya berhasil mengambil alih kembali kepemimpinan kompleks Masjid Al Aqsha.

Setelah itu umat Islam mengelola kompleks Masjid Al Aqsha sebagai tanah wakaf tanpa adanya gangguan sampai pendudukan Israel atas tanah Yerussalem terjadi pada tahun 1967 masehi.

Pihak Israel dan Palestina menyatakan sebagai pihak yang lebih berhak atas pengelolaan Masjid Al Aqsha dan ini menjadi sebuah titik pertama timbulnya perselisihan antara Arab dan Israel. Untuk menjaga kompleks ini pemerintah Israel menetapkan aturan berupa larangan beribadah bagi umat selain umat Islam beribadah di tempat ini.

Berbagai sumber
Advertisement
√ Sejarah Masjid Al Aqsha dan nilai penting bagi umat Islam