-->

√ Sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw


Maulid Nabi merupakan peringatan hari lahirnya nabi Muhammad Saw, acara ini di negara Indonesia jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan kalender Hijriah atau bulan Qomariah. Menurut bahasa Arab kata Maulid atau Milad berarti lahir.

Acara ini di adakan jauh selanjutnya selanjutnya Nabi Muhammad saw wafat, peringatan Maulid Nabi termasuk ke dalam kategori tradisi sebagai bentuk penghormatan dan rasa gembira atas dilahirkannya Nabi Muhammad saw di atas bumi.

Peringatan Maulid Nabi Saw atau yang lebih dikenal dengan istilah Sunda (Muludan), acara ini banyak digelar di berbagai tempat-tempat pengajian, mulai dari Pondok Pesantren, Madrasah dan Masjid-masjid Jami.

Bulan Rabi'ul Awwal merupakan bulan ke 3 (tiga) dari tahun Hijriah, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan ini, antara lain :

  • Nabi Muhammad Saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun gajah.
  • Pada tanggal 17 Rabiul Awwal adalah Hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah.
  • Pada tanggal 27 Rabiul Awwal adalah hari wafatnya Nabi Muhammad Saw.

Acara Peringatan Maulid Nabi Saw ini sebenarnya tidaklah ada contohnya dari Nabi Muhammad Saw, bahkan sebagian kalangan muslimin yang tidak memperbolehkannya karena termasuk kategori Bid'ah (baru), suatu peribadatan yang baru.

Meskipun ada perbedaan pendapat dari kalangan umat muslim mengenai kegiatan Maulid ini, di negeri Nusantara Indonesia kegiatan acara seperti ini masih banyak di gelar dilaksanakan di berbagai daerah.

Latar belakang sejarah di adakannya Maulid Nabi Muhammad Saw

Berdasarkan catatan sejarah bahwa acara Maulid Nabi ini di adakan pertama kali oleh Raja Irbil (Irak), yang bernama Muzhaffaruddin Al Kaukabri, yang terjadi pada awal abab ke tujuh Hijriah. Sultan Al Muzhaffar mengundang seluruh rakyat dan para ulama.

Tiga hari menjelang hari perayaan Sultan Muzhaffar sudah mempersiapkan berbagai macam hidangan, ribuan ekor kambing dan unta di sembelihnya untuk dihidangkan kepada para tamu undangan yang hadir.

Segenap para ulama membenarkan dan menyetujui apa yang di lakukan oleh Sultan Al Muzhaffar tersebut, dan semua berpandangan baik terhadap perayaan Maulid Nabi yang di adakan untuk yang pertama kalinya.

Para ulama semenjak zaman Al Muzhaffar hingga sampai sekarang ini, menganggap bahwa perayaan Maulid Nabi ini sebagai sesuatu yang baik. Para ulama terkemuka dan hafizh hadits menyatakan demikian, di antaranya :

  • Al Hafizh Ibn Dihyah
  • Al Hafizh Al Iraki
  • Al Hafizh As Suyuthi
  • Al Hafizh Al Sakhawi
  • Syekh Ibnu Hajar Al Haitami
  • Al Imam An Nawawi
  • Al Imam Al Izz Ibn Abdu Al Salam
  • Syekh Muhammad Bakhit Al Muthi'i (mantan mufti mesir)
  • Syeikh Musthafa Naja (mantan mufti Beirut Lubnan)

Imam As Suyuthi menulis sebuah buku dengan judul Husn Al Maqsid Fi Amal Al Maulid, atas itulah perayaan maulid Nabi Muhammad saw di rayakan pada bulan Rabiul Awal dan dilaksanakan hampir di seluruh dunia muslim.

Para ahli sejarah menyatakan seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al Jauzi, Ibn Katsir, Al Hafizh Al Sakhawi, Al Hafizh As Suyuthi dan lainnya semua sepakat menyatakan bahwa perayaan pertama kali acara Maulid Nabi di adakan oleh Sultan Al Muzhaffar (sultan irak).

Di lain pihak mengatakan bahwa Sultan Shalahuddin Al Ayyubi merupakan orang yang pertama kali mengadakan acara Maulid Nabi, kisahnya berikut ini :

Pada zaman Dinasti Ayyubiah berkuasa, pada saat itu kaum muslimin tengah menghadapi peperangan dengan tentara Salib, karena terlalu lamanya peperangan tersebut kaum muslimin mengalami kelelahan baik dari segi fisik maupun kelelahan semangat juang dari dalam jiwanya. 

Untuk mengatasi rasa kejenuhan itu, dengan sigapnya Shalahuddin Al Ayyubi sebagai seorang Khalifah sekaligus sebagai komandan perang, berinisiatif mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad Saw.

Dalam acara tersebut Sultan Shalahuddin Al Ayyubi kemudian beliau membacakan sejarah hidup perjalanan Nabi Muhammad Saw beserta para sahabatnya, dalam membela dan memperjuangkan demi tegakya Agama Islam.

Setelah acara itu diadakan dan semua prajurit mendengar kisah-kisah tentang Nabi Muhammad saw, maka timbulah rasa semangat baru yang dirasakan oleh seluruh tentara kaum muslimin untuk memperjuangkan agama Islam kembali.

Sumber lain juga mengatakan bahwa perayaan maulid Nabi pertama kali di lakukan oleh Dinasti Fatimiyun, sebagaimana di nyatakan oleh para ahli sejarah, seperti :

  • Al Maqriziy
  • Asy Syaikh Bakhit Al Muthi'iy (mufti mesir)
  • Asy Syaikh Ali Mahfuzh

Di Indonesia perayaan peringatan Maulid Nabi ini di isi dengan bacaan-bacaan seperti Shalawatan atas Nabi, pembacaan Syair Barzanji serta di isi dengan pengajian-pengajian.

Itulah latar belakang sejarah peringatan Maulid nabi Muhammad saw. Berfikir positif kadang dapat membawa pada suatu nilai kebaikan.
Advertisement
√ Sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw