-->

√ Tips cara mengatasi kenakalan remaja


Sekolah merupakan ibarat muara air sungai tempat bertemunya berbagai macam aliran air dari berbagai aliran sungai-sungai yang kemudian bertemu di satu tempat. Saat aliran dari air sungai-sungai tersebut menyatu maka sudah tidak kelihatan lagi warna asli sumber air sungainya.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku dan budaya, maka salah satu bagian upaya dalam rangka menyatukan semua itu di awali dengan adanya keseragaman pakaian peserta didik di lingkungan pendidikan sekolah.

Dengan adanya keseragaman yang dimulai dari atribut dan pakaian untuk peserta didik, maka  pemerintah yang diwakili oleh pihak sekolah tidak segan-segan lagi dalam memberlakukan aturan dan sanksi yang harus di tegakkan dan diberlakukan di lingkungan sekolah.

Mengacu pada uraian di atas, maka lembaga pendidikan lingkungan sekolah tidak akan terlepas dari yang namanya kenakalan para siswa peserta didik. Hal ini merupakan sebuah proses alami dimasa pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang harus mereka lewati.

Kenakalan-kenakalan siswa yang umum terjadi di lingkungan sekolah


Kenakalan siswa terjadi dimana pada saat itu mereka memasuki fase serba ingin tahu, tentang apa-apa yang mereka lihat, mereka dengar dan mereka baca. Rasa keingintahuan itulah yang mendorong para siswa melakukan hal-hal yang tidak dipikirkan terlebih dahulu meski itu perbuatan salah.

Dampak lain dari adanya masa peralihan dalam usia siswa dari masa kanak-kanak menuju dewasa, menyebabkan terjadinya pemberontakan-pemberontakan dalam jiwa yakni keengganan mematuhi segala macam aturan main dalam kehidupan.

Terjadinya sikap liar dan tidak mau di atur untuk mematuhi segala macam aturan yang ada, merupakan perbuatan yang lahir sebagai akibat dari kurangnya siswa mendapatkan hak-hak kepribadian mereka, seperti : kasing sayang, perhatian dan kebutuhan mereka.

Berikut ini contoh kenakalan siswa yang umum terjadi di sekolah, antara lain :

  • Tawuran antar pelajar dan sekolah
  • Pembulian sesama peserta didik
  • Bolos saat jam pelajaran
  • Ketidakhadiran tanpa keterangan
  • Datang suka terlambat
  • Pulang sebelum waktunya
  • Malas mengerjakan tugas
  • Tidak mengindahkan nasihat-nasihat guru
  • dll

Tugas para pendidik tentulah berat dikarenakan harus mampu menjalankan dua pekerjaan sekaligus, tugas pertama menyampaikan materi pelajaran sementara tugas kedua juga harus memperbaiki karakter peserta didik dan yang kedua ini yang paling sukar.

Dalam upaya memperbaiki karakter peserta didik, disini pihak pendidik sebagai penyelenggara pendidikan kadang merasa kebingungan. Dalam penerapan berbagai aturan dan pemberian sanksi terhadap siswa kadang menimbulkan kesalahpahaman antara pihak pendidik dan orang tua siswa.

Adapun pembahasan kali ini adalah tentang bagaimana cara mengatasi kenakalan siswa di sekolah, dengan tanpa ada pihak yang merasa dirugikan dari adanya proses tindakan pendidik sebagai penyelenggara pendidikan terhadap siswa yang melakukan pelanggaran aturan.

Untuk menjalankan aturan-aturan dan pemberlakuan sanksi-sanksi itu, pihak pendidik penyelenggara pendidikan harus memperhatikan terhadap acuan yang terdapat dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014.

Tentang : Atas perubahan undang undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak terutama yang terdapat dalam pasal 9 ayat 1 dan ayat 1a.

Pasal tersebut berbunyi :

(1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.

(1a) Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan / atau pihak lain.

Untuk lebih lengkapnya silahkan buka link berikut di www.bphn.go.id 

Undang-undang perlindungan anak ini dibuat agar menjadi bahan acuan untuk semua pihak yang terlibat baik didunia pendidikan maupun lembaga-lembaga asuh, baik yang bersifat formal maupun yang non formal agar senantiasa memperhatikan isi undang-undang tersebut.

Dengan adanya undang-undang perlindungan anak ini, maka pihak penyelenggara khususnya lembaga pendidikan sekolah harus berpikir cerdas dalam menghadapi dan menyiasatinya dalam membuat aturan dan pemberian sanksi terhadap para peserta didik yang nakal tersebut.

Berikut ini merupakan Tips yang cukup efektif untuk mengatasi kenakalan siswa di sekolah, antara lain :


1.  Penanaman dasar pendidikan agama

Tidak ada pelajaran yang lebih penting daripada pelajaran agama, Allah swt melalui para utusannya telah menyampaikan untuk umat manusia berbagai macam ajaran dan syariat yang harus dilaksanakan untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Ajaran yang telah Allah turunkan itu meliputi seluruh unsur kehidupan manusia, yang paling inti dari semua ajaran agama itu ialah dalam rangka memperbaiki akhlak manusia. Yakni memperbaiki akhlak manusia dengan Tuhan (Allah) dan memperbaiki akhlak manusia dengan sesamanya.

Bimbingan agama harian, dapat dilakukan dipagi hari sebelum peserta didik masuk kelas, dengan secara bergiliran semua pendidik harus menyampaikan tentang pentingnya pendidikan agama bagi kehidupan dimasa sekarang dan untuk masa yang akan datang (hari akhir).

2.  Buatlah surat perjanjian dengan orang tua siswa

Dalam masa penerimaan peserta didik baru PPDB tahun ajaran baru merupakan kesempatan yang baik untuk pihak sekolah untuk memberitahukan semua hal yang ada di sekolah terutama yang berkaitan dengan aturan tata tertib yang ada di sekolah.

Buatlah surat perjanjian dengan orang tua siswa, bahwa jika suatu waktu terjadi penerapan tata tertib untuk peserta didik dan menimpa peserta didik dalam rangka penegakan kedisiplinan siswa di sekolah, pihak orang tua sudah menyetujuinya dan tidak memperkarakan hal tersebut ke meja hukum.

3.  Buatlah surat perjanjian dengan peserta didik

Untuk peserta didik tingkat SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, pada usia tersebut biasanya mereka sudah dapat memahami dan mengenali mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan buruk. Maka membuat surat perjanjian dengan peserta didik dapat dilakukan.

Anak yang sudah membuat surat perjanjian, jika mereka menerima sanksi akibat kesalahannya, maka biasanya dengan sendirinya mereka menyadari perbuatan salahnya dan mau menerima sanksi yang diberikan sebagai akibat dari kesalahannya itu.

4.  Berikanlah sanksi yang bermanfaat

Pemberian sanksi yang kurang bermanfaat akan cenderung menekan kondisi kejiwaan siswa dan malah akan menimbulkan pemberontakan dari dalam jiwanya. Biasanya peserta didik akan melakukan perbuatan salahnya itu berulang-ulang.

Untuk anda yang kebetulan saat ini menjadi pendidik dan tenaga kependidikan, berikut ini merupakan macam-macam pemberian sanksi yang positif dan cukup efektif yang dapat diberikan, antara lain dengan cara :

  • Membersihkan toilet
  • Membersihkan lantai
  • Membersihkan halaman dan taman
  • Membaca Al Quran

Pemberian sanksi seperti yang terdapat dalam daftar di atas tersebut, merupakan kegiatan contoh pemberian sanksi yang lebih bermanfaat untuk diberikan. Tutorial ini cukup efektif diberikan pada peserta didik dan akan lebih menanamkan rasa kecintaan pada tempat dimana mereka belajar.

5.  Bekerjasama dengan pihak orang tua siswa

Kerjasama antara pendidik dengan pihak keluarga siswa sangatlah penting dilakukan, dengan ini akan terjalin kebersamaan dalam mendidik anak. Karena sebenarnya yang paling bertanggung jawab untuk mendidik anak itu adalah orang tua siswa bukan sekolah.

Pihak pendidik dan orang tua jangan sungkan-sungkan untuk menyampaikan kekurangan masing-masing dalam mendidik anak didik, hal yang tidak dapat diberikan di sekolah haruslah diberikan oleh pihak orang tua sebagai pihak yang lebih bertanggung jawab atas kehidupan sang anak.

6.  Berdoalah kepada Allah Tuhan YME

Tiada daya dan upaya yang dapat dilakukan karena semua permasalahan yang terjadi semuanya atas izin-Nya, berdoa merupakan upaya yang jarang dilakukan bahkan terlupakan. Maka doakan peserta didik agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah agar mampu berbakti kepada orang tuanya.

Mendidik dan menjadikan anak sholeh dan sholehah dan berbakti kepada kedua orangtuanya, merupakan garis akhir dari semua rangkaian kegiatan pembelajaran yang disampaikan di sekolah, karena ia ibarat sebuah pohon yang sudah berbuah dan dapat dinikmati hasilnya.

Garis kesimpulan


Penanaman pendidikan awal akhlak siswa itu berawal dari pihak keluarga, penanaman dasar-dasar akhlak anak biasanya diberikan dari sang ibu dan sang ayah di rumah. Adapun di sekolah hanya sebagai pihak kedua yang menangani masalah yang bersifat umum saja.

Latar belakang lingkungan keluarga peserta didik yang baik akan sangat menentukan dan membantu proses penyerapan materi pelajaran itu berjalan baik dan lancar. Namun latar belakang lingkungan keluarga peserta didik yang kurang baik akan menghambat pula pada proses pembelajaran.

Keluarga adalah sebuah terminal yang mana dari terminal itu akan disiapkan kearah mana saja laju kendaraan. Peranan orang tua di lingkungan keluarga sangatlah menentukan sukses dan tidaknya seorang anak sebagai peserta didik bukan oleh pihak lain.

Itulah mengenai tips cara-cara efektif mengatasi kenakalan remaja di sekolah, dengan cara ini diharapkan semua pihak tidak lagi ada yang merasa dirugikan dan di permasalahkan. wallahu a'lam
Advertisement
√ Tips cara mengatasi kenakalan remaja