-->

√ Kisah Nabi Hud Alaihissalam


Kisah Nabi Hud ini sampai pada anda karena Allah swt menceritakannya dalam andab Al Quran yang di wahyukan kepada nabi Muhammad saw, Nabi Hud di utus ketengah-tengah kaumnya yang sudah melampaui batas yang sangat durhaka, mereka adalah suku kaum Aad yang mempunyai badan yang kuat-kuat dan besar-besar.

Allah swt memberikan karunia kepada kaum Aad berupa tanah yang subur lengkap dengan saluran irigasinya untuk kehidupan mereka, lahan pertanian dan perkebunan. Air seolah-olah memancar dari segala penjuru untuk menyuburkan tanah mereka. Atas karunia Allah inilah mereka dapat hidup makmur.

Kaum Aad mampu mengelola perbuandan dan gunung-gunung menjadi rumah tempat tinggal yang indah dan megah mereka. Hal ini pula yang menjadi bukti bahwa peradaban dan ilmu pengetahuan pada saat itu sudah tinggi. Dalam waktu singkat mereka berkembang pesat dan menjadi suku terbesar di antara suku-suku yang ada.

Sudah menjadi tabi'at manusia selalu lalai, manakala kemakmuran, kesejahteraan dan kemewahan kehidupan sudah tercapai mereka lupa diri, yang tersisa hanya memperturutkan hawa nafsu yang tak kenal merasa cukup dan puas. Mereka malah mengambil sesembahan selain Allah mereka menjadikan patung sebagai sembahan mereka.

Ada tiga 3 buah nama patung yang menjadi sesembahan kaum Aad, yaitu : Shamud, Shada dan Al Haba. Pada zaman itu kaum Aad terkenal paling durhaka, mereka tinggal di kawasan negeri Ahqaf yakni antara negeri Yaman dan Umman. Perbuatan kejahatan dan kemaksiatan mereka sudah benar-benar melebihi kodrat sebagai manusia.

Nabi Hud Alaihissalam merupakan seorang yang berhati lapang, berbudi pekerti yang baik, pengasih, penyantun, penyabar, memiliki kecerdasan dan ketegasan sikap. Beliau masih keturunan Sam bin Nuh cucunya Nabi Nuh as. Nabi Hud di utus ketengah kaumnya untuk menegakkan kembali ajaran yang benar mengembalikan umat yang tersesat supaya kembali kepada Allah swt.

Dalam salah satu ajakan dakwahnya Nabi Hud Alaihissalam pernah berkata :

Wahai kaumku kalian telah menempuh jalan yang keliru dan sesat. Batu-batu yang kalian sembah tidak dapat berbuat apa-apa, tidak mampu memberikan kebaikan maupun kemelaratan, hanya Allah yang pantas anda sembah. Dialah yang menghidupkan anda dan mematikan anda, ingatlah Allah akan menghidupkan anda kembali di akhirat untuk mempertanggungjawabkan perbuatan anda dimuka bumi. siapa yang beramal shaleh akan mendapat pahala surga yang dipenuhi kenikmatan dan siapa yang berbuat kejahatan dan kemaksiatan akan menerimaa siksa dan penghinaan.

Seruan ajakan yang disampaikan Nabi Hud Alaihissalam ini malah dilecehkan kaumnya, kemudian mereka berkata : Mana dapat orang yang mati akan dihidupkan kembali, itu hanya omong kosong dan bualanmu saja. Orang itu hidup hanya sekali, susah senang hanya di muka bumi ini saja, kalau sudah mati tidak ada urusan lagi.

Kaumnya malah berani mencaci dan mencerca Nabi Hud Alaihissalam, semakin lama perbuatan mereka semakin keterlaluan. kemaksiatan merajalela dan mereka enggan menerima dan mengakui Nabi Hud sebagai seorang utusan Allah bahkan mereka mengejeknya sebagai orang bodoh dan tidak mempunyai akal.

Tak lama waktu berselang Allah swt menurunkan azab kepada kaum Aad dengan ditimpakan kemarau selama tiga tahun tidak ada setetes air hujanpun turun selama tiga musim berturut-turut itu. Rusaklah lahan pertanian dan perkebunan yang dibanggakan itu dan kelaparan mulai mulai menimpa kaum Aad.

Meskipun dalam kondisi demikian, Nabi Hud Alaihissalam masih tetap menyeru kaumnya : Hai kaumku mohon ampunlah engkau kepada Allah, serta bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Allah akan menurunkan hujan yang deras ke atas kalian, dan akan menambah kekuatanmu dan janganlah berpaling dengan berbuat dosa.

Akan tetapi peringatan Nabi Hud ini malah di tentang keras, sambil berkata : Hai Hud, anda tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, kami sama sekali tidak akan mempercayai anda.

Dari sekian waktu lamanya berdakwah hanya sedikit saja dari kaum Aad yang mengikuti seruan Nabi Hud as, selebihnya mereka tetap dalam kedurhakaan. kemudian Allah swt menyelamatkan nabi Hud dan pengikutnya. Lalu Allah swt menimpakan azab kepada kaum Aad berupa angin yang sangat dingin dan kencang selama tujuh hari tujuh malam.

Akibat hembusan angin tersebut mampu merobohkan bangunan-bangunan gedung yang menjulang tinggi dan membinasakan hewan ternak serta seluruh kaum Aad yang tetap ingkar. Semua berantakan dan tak seorangpun dari kaum Aad itu hidup tertinggal, semuanya rata dengan tanah.

Itulah kisah Nabi Hud Alaihissalam dengan kaumnya yang terabadikan dalam andab Al Quran sebagai pelajaran untuk kehidupan manusia dimasa yang akan datang termasuk anda. semoga ada hikmah dibalik semua kejadian.
Advertisement
√ Kisah Nabi Hud Alaihissalam